Gili Trawangan selama ini dikenal sebagai pulau pesta dan pantai cantik, tapi siapa sangka, pulau kecil ini juga punya sisi lain yang jarang dijelajahi orang: jalur hiking yang memukau. Saya baru tahu ini ketika memutuskan untuk liburan santai ke Lombok, dan seorang teman lokal berkata, “Kalau mau lihat Gili Trawangan dari sisi yang berbeda, coba hiking ke bukitnya.”
Awalnya saya ragu. Gili Trawangan kan datar-datar saja pikir saya, tapi ternyata ada beberapa jalur kecil yang menanjak, membawa kita ke pemandangan laut biru tanpa batas, deretan perahu, dan bahkan siluet Gunung Agung di Bali yang megah di kejauhan.
Perjalanan Menuju Gili Trawangan
Liburan ini saya mulai dari Mataram. Untuk perjalanan yang praktis dan nyaman, saya memilih layanan sewa mobil di Lombok dengan sopir agar tidak repot mencari rute atau tempat parkir. Sopir yang saya sewa bahkan memberi banyak cerita menarik tentang sejarah Lombok, desa-desa yang kami lewati, sampai rekomendasi kuliner.
Kami menuju Pelabuhan Bangsal, pintu gerbang menuju Gili Trawangan. Sepanjang perjalanan, saya melihat pemandangan sawah hijau, pasar tradisional yang ramai, dan deretan bukit yang perlahan berpadu dengan laut di cakrawala.
Dari Bangsal, saya naik kapal cepat ke Gili Trawangan. Begitu menjejakkan kaki di dermaga, aroma laut dan angin tropis langsung menyambut. Rasanya seperti memasuki dunia lain.
Menyiapkan Hiking di Gili Trawangan
Hiking di sini sebenarnya tidak membutuhkan peralatan berat. Saya hanya membawa botol air, topi, dan sepatu yang nyaman. Jalurnya memang tidak terlalu tinggi, tapi cukup memberi tantangan jika dilakukan di tengah hari saat matahari terik.
Ada dua jalur populer untuk hiking: jalur barat yang melewati pantai-pantai sepi dan jalur bukit di bagian utara yang menawarkan pemandangan 360 derajat pulau.
Jalur Barat: Hiking Sambil Menikmati Pantai
Saya memulai dari jalur barat, berjalan di tepi pantai yang masih sunyi. Pasir putih memantulkan cahaya matahari, sementara ombak kecil memecah di karang. Sepanjang perjalanan, saya sering berhenti untuk mengambil foto atau sekadar duduk menikmati semilir angin laut.
Di sini, hiking terasa santai. Tidak ada kendaraan bermotor di Gili Trawangan, hanya sepeda dan cidomo (delman khas Lombok). Suasana terasa damai, jauh dari hiruk pikuk kota.
Bukit Utara: Puncak Pemandangan
Setelah sekitar satu jam berjalan santai, saya mulai menanjak menuju bukit di bagian utara. Jalurnya sedikit berbatu, tapi cukup aman untuk pemula. Begitu sampai di puncak, saya langsung terpukau.
Di satu sisi terlihat laut biru dengan Gili Meno yang cantik, sementara di sisi lain ada Gili Air dan garis pantai Lombok. Jika cuaca cerah, Gunung Rinjani terlihat gagah menjulang. Di sisi barat, matahari mulai condong, memberi cahaya emas yang membuat pemandangan semakin dramatis.
Sensasi Hiking Saat Matahari Terbenam
Saya sengaja mengatur waktu hiking agar sampai di puncak menjelang senja. Ini adalah momen yang tidak boleh dilewatkan di Gili Trawangan. Langit perlahan berubah warna dari biru ke jingga, lalu ungu, sebelum bintang-bintang mulai bermunculan.
Momen ini membuat semua keringat dan langkah terasa terbayar. Duduk di puncak bukit, saya bisa melihat lampu-lampu mulai menyala di desa-desa pesisir Lombok dan kapal nelayan yang bergerak pelan di kejauhan.
Tips Hiking di Gili Trawangan
Dari pengalaman saya, ada beberapa tips yang bisa membuat hiking di sini lebih nyaman:
- Mulai pagi atau sore hari untuk menghindari panas terik.
- Gunakan alas kaki yang nyaman, meskipun jalurnya tidak ekstrem.
- Bawa air minum cukup, karena jalur hiking tidak banyak warung.
- Gunakan pemandu lokal jika ingin tahu jalur-jalur tersembunyi.
- Sewa kendaraan di Lombok sebelum ke Gili, sehingga perjalanan ke pelabuhan lebih fleksibel.
Kenapa Perjalanan ke Gili Trawangan Lebih Nyaman dengan Sopir
Bagi saya, menggunakan jasa sopir lokal saat berada di Lombok adalah keputusan tepat. Selain lebih santai, saya bisa berhenti kapan saja untuk mengambil foto atau mencoba makanan khas. Sopir juga tahu waktu keberangkatan kapal yang tepat, sehingga saya tidak perlu terburu-buru atau menunggu terlalu lama di pelabuhan.
Pengalaman ini membuat seluruh perjalanan terasa lebih personal dan bebas dari kerepotan teknis.
Kembali dengan Kenangan Penuh
Saat kembali ke dermaga setelah hiking, saya merasa seperti membawa pulang bukan hanya foto-foto indah, tapi juga pengalaman yang memperkaya jiwa. Gili Trawangan memberi saya sesuatu yang lebih dari sekadar liburan pantai — sebuah petualangan kecil yang menyegarkan pikiran.
Perjalanan hiking ini membuat saya semakin yakin bahwa Lombok punya segalanya: dari pegunungan, pantai, hingga pulau kecil yang menyimpan jalur trekking rahasia. Dan semua itu bisa dijangkau dengan mudah jika perjalanan direncanakan dengan baik, termasuk memilih transportasi yang nyaman sejak awal.